Sinopsis Film Dokumenter "Menjemput Mimpi Garuda"

 Sinopsis Film Dokumenter "Menjemput Mimpi Garuda"



SDN Plumbon merupakan sekolah dasar yang letaknya jauh dari kota Sidoarjo. Tepatnya di desa tambak kali kendil plumbon yang berada di sudut dari kabupaten sidoarjo atau bisa dikatakan desa terpencil. SD tersebut hanya memiliki 4 siswa  dan 4 guru. Mereka harus berjuang tidak semuda seperti kehidupan di kota ketika belajar dan mengajar ke sekolah. Siswa siswa di SD Plumbon untuk mencapai ke sekolah mereka harus berjalan kaki sejauh dua kilometer dari rumahnya, melewati jalan tambak yang bergelombang dan tidak rata oleh tanah. Sedangkan guru-guru mereka untuk capai ke sekolah harus menaikki perahu selama 45 menit lamanya melewati sungai.
Kendala tersebut tidak mengganggu semangat mereka untuk belajar dan mengajar. Para siswa dan guru bersemangat belajar mengajar meskipun hanya empat siswa yang berada dikelas dan mereka didampingi  puing-puing sisa bangunan. Tidak terdapatnya kamar mandi dan fasilitas perpustakaan membuat kendala mereka semakin bertambah ketika proses belajar-mengajar. Yang ada hanya satu ruang kelas dan satu ruang kantor guru.
Fasilitas sekolah yang jauh berbeda dengan sekolah-sekolah dikota seperti tidak adanya komputer, internet, perpustakaan, dll.  Membuat  mereka buta teknologi. Namun dari sisi skill keterampilan mereka sangat terampil. Mereka terbiasa cari uang sendiri, lebih unggul kemandiriannya dari anak-anak lain seusianya.
Ketika malam hari tiba tanpa ada cahaya, kelima siswa tetap belajar dengan menggunakan templok. Ketika bulan purnama tiba rumah mereka harus kebanjiran, karena letak rumah dengan sungai dan laut tidak terlalu jauh.

Ketika Orang tua dari siswa selalu sibuk dengan kemiskinannya, mereka tidak memperhatikan pendidikan anak-anak mereka. Serta Anak-anak ini juga dituntut mencari nafkah untuk menambah penghasilan keluarganya.

Orang tua dari kelima siswa harus berat melepas anaknya untuk bisa melanjutkan sekolah setelah lulus SD, karena orang tua mereka keberatan jika anak-anaknya harus bersekolah SMP yang tempatnya jauh dari rumahnya. Di desa mereka tidak terdapat sekolah menengah pertama. Akibatnya jika anak-anak ini tidak melanjutkan sekolahnya akan menjadi beban sosial.
Pemerintah harus bekerja lebih memikirkan keadaan warga  desa kalikendil. Selama hal itu tidak diperhatikan. Warga desa kali kendil kehidupannya akan selamanya dalam keadaan ironi. Sehingga Para warga, anak-anak dan guru-guru SD plumbon hanya bisa berharap kepada pemerintah dan pasrah menerima keadaan








Tidak ada komentar:

Posting Komentar